Tugas 2_Jenis dan Teknik Audit Teknologi Sistem Informasi
NAMA : Rafi Dito Syahputra
NPM : 15118756
KELAS : 4KA28
MATA KULIAH :
Audit Teknologi Sistem Informasi
Soal
1.
Cari contoh perusahaan swasta/instansi pemerintah yang sudah melakukan audit
dalam perusahaan/instansinya. Kemudian analisis dan buat kesimpulan dari contoh
tersebut.
2. Perangkat Lunak dari Audit dan Jelaskan.
Jawaban
1.
Contoh instansi pemerintah yang sudah melakukan audit dalam bidang sistem
informasi adalah Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Berikut akan saya
analisis dan memberi kesimpulan
Audit
Sistem Informasi Pada Aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
“Audit
sistem informasi adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian buktibukti
atau fakta untuk menentukan apakah suatu sistem aplikasi terkomputerisasi telah
menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern yang memadai, semua aktiva
dilindungi dengan baik atau tidak disalahgunakan serta terjaminnya integritas
data, keandalan serta efektifitas penyelenggaraan sistem informasi berbasis
komputer”.
Dengan
semakin berkembang-nya teknologi, khususnya teknologi informasi dan komputer,
maka banyak perusahaan yang mengadopsi sistem informasi berbasis komputer
sebagai bagian penting dari kelancaran kegiatan operasi perusahaan tidak
terkecuali pemerintahan. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi sebuah
organisasi atau pemerintahan untuk menerapkan suatu sistem informasi yang handal
dan terpercaya dalam mengatur kelancaran proses data serta membantu dan
meningkatkan kecepatan pekerjaan yang dilakukan.
Badan
Pemeriksa Keuangan yang selanjutnya disebut BPK merupakan satu lembaga yang
bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara. BPK bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Badan Pemeriksa Keuangan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BPK dibantu oleh Pelaksana BPK. BPK dan pelaksananya dalam mengelola
(manage) pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
meliputi tahap penyusunan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP), perencanaan
pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, pelaporan pemeriksaan, pemantauan tindak
lanjut hasil pemeriksaan, dan evaluasi pemeriksaan. Dalam hal ini sistem
manajemen pemeriksaan yang diaudit yaitu hanya sebatas pada perencanaan
pemeriksaan.
Sebagai
salah satu pelaksanaan UU tersebut, Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia, telah menetapkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) dalam
Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007. SPKN tersebut merupakan pengganti dari
Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan BPK Tahun 2005. Untuk
melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan SPKN tersebut, BPK memerlukan suatu
manajemen pemeriksaan. Dimana untuk memanage pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara tersebut BPK meggunakan suatu sistem aplikasi
yang disebut Sistem Manajemen Pemeriksaan.
Dalam
melakukan kegiatan Audit Sistem Manajemen Pemeriksaan pada Badan Pemeriksaan
Keuangan, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut :
1.
Pelaksanaan audit dilakukan dengan metode audit Arround The Computer
yaitu hanya berfokus pada input dan output saja tidak pada proses
komputer yang digunakan.
2. Sistem Pengendalian
yang digunakan adalah pengendalian umum dan aplikasi.
3. Pengendalian umum
terdiri dari dua bagian yaitu :
a.
Pengendalian manajemen operasional
b.
Pengendalian manajemen keamanan
4. Pengendalian aplikasi
terdiri dari dua bagian yaitu :
a.
Pengendalian keluaran (Output Control)
b.
Pengendalian Masukkan (Input Control)
Metode Audit Sistem
Informasi
Audit Arround The
Computer
Merupakan suatu pendekatan audit dengan memperlakukan
komputer sebagai black box, maksud metode ini adalah tidak menguji
langkah proses secara langsung tetapi hanya berfokus pda masukan dan keluaran
dari sistem komputer.
Fungsi Audit Sistem
Informasi
Fungsi Audit Sistem
Informasi diantaranya:
A. Pengamanan Aset
Aset informasi seperti perusahaan seperti perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, data (file)
dan fasilitas lain harus dijaga dengan sistem pengendalian intern yang baik
agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan.
B. Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki
peranan penting dalam proses pengambilan keputusan.
C. Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi sangat penting ketika sumber daya
kapasitasnya terbatas. Jika cara kerja dari sistem aplikasi komputer menurun
maka pihak manajemen harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai
atau harus menambah sumber daya.
D. Menjaga Integritas
Data
Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem
informasi. Jika integritas data tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak
akan lagi memiliki informasi yang benar bahkan perusahaan dapat mengalami
kerugian karena pengawasan tidak tepat atau keputusan-keputusan yang salah.
Jenis-jenis Audit
Karena luasnya audit maka
dibedakan atas :
1. General Audit (Pemeriksaan
Umum)
Suatu
pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang independent dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Special Audit
(Pemeriksaan Audit)
Suatu
pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independent, dan pada akhir pemeriksaannya
auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan.
Sistem Manajemen
Pemeriksaan
Dalam
melaksanakan amanat UUD 1945, BPK RI memiliki Pedoman Manajemen Pemeriksaan
(PMP) sebagai petunjuk teknis dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu
pemeriksaan terhadap keuangan negara. PMP disusun pertama kali pada tahun 2002
dan disempurnakan pada tahun 2008. PMP memberikan pedoman terhadap proses
pemeriksaan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan tindak
lanjut. Langkah-langkah yang diatur dalam PMP meliputi proses berbasis kertas
dan berbasis sistem terkomputerisasi. Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP)
merupakan implementasi proses dalam Pedoman Manajemen Pemeriksaan (PMP) yang
berbasis sistem terkomputerisasi.
BPK-RI
memerlukan sistem informasi untuk mengatur manajemen pemeriksaan. Degan sistem
informasi, proses pemeriksaan dapat dilaksanakan dengan lebih teratur, cepat,
akurat , efisien dan ekonomis. Selain itu data-data dapat tersimpan dengan baik
dan mudah dikelola.
Pada
tahun 2002 BPK membuat sistem manajemen pemeriksaan yang diberi nama CAMIS
(Computerized Audit Management Information System). Kemudian pada tahun 2008,
seiring dengan disempurnakannya PMP, BPK membuat sebuah sistem baru yang diberi
nama SMP (Sistem Manajemen Pemeriksaan).
Hasil yang di dapat dan
pembahasannya
Untuk
memperoleh hasil temuan audit dapat dilakukan dengan cara wawancara langsung
dengan biro TI dan user dengan kuesioner yang telah disusun dan pengamatan
(observasi) langsung di lapangan. Adapun tahapan-tahapan proses audit adalah
sebagai berikut :
1. Perencanaan Audit
Pada
tahapan perencanaan ini ditetapkan persiapan audit, ruang lingkup, tujuan
pelaksanaan audit, pelaksanaan audit dan persiapan penelitian lapangan.
2. Persiapan penelitian
di lapangan
Dalam
melakukan penelitian, auditor memerlukan persiapan untuk melakukan audit sistem
manajemen pemeriksaan dengan instrument penelitian seperti penyebaran
kuesioner, wawancara dengan biro TI dan Auditor melakukan pengamatan langsung
di lapangan (observasi).
3. Metode Audit yang
digunakan
Seperti
yang sudah di analisis diatas metode audit yang digunakan adalah metode Audit
Arround the Computer yang pembahasannya hanya berfokus pada input dan output
dari aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan.
4. Spesifikasi Sistem
yang diaudit
Spesifikasi
sistem yang diaudit terdiri dari spesifikasi pada server di cpu, spesifikasi
pada client di cpu, dan aplikasi yang digunakan.
5. Pengumpulan Bukti
Audit
Hal-hal
yang dilakukan dalam proses pengumpulan bukti audit tersebut diantaranya yaitu
:
1.
Mempelajari struktur organisasi dan memeriksa tugas dan tanggung jawab Biro TI.
2.
Melakukan observasi langsung untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh
auditor dalam penggunaan aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan
3.
Memberikan kuesioner berupa checklist kepada Biro TI dan auditee (user).
4.
Melakukan wawancara secara lisan kepada auditee untuk mendapatkan informasi
tentang prosedur pelaksanaan aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan dan
wawancara berdasarkan kuesioner yang telah disusun.
6. Evaluasi Bukti
Pemeriksaan
Evaluasi
Bukti Pemeriksaan Setelah bukti-bukti audit dikumpulkan, maka tahap selanjutnya
yaitu mengevaluasi bukti audit tersebut sesuai dengan tujuan dari audit.
Dilakukan pengujian atas manajemen kontrol (test of control).
7. Hasil Temuan Audit
Berdasarkan
dari hasil wawancara, kuesioner dan observasi langsung pada lapangan maka
didapat hasil temuan audit dari beberapa pengendalian manajemen yaitu Hasil
Temuan Audit atas Pengendalian Input.
8. Matrik Penilaian
Resiko dan Penilaian Pengendalian
·
Matrik Penilaian Resiko
Berdasarkan
pendapat Gondodiyoto (2007, p.559) matrik penilaian resiko adalah dampak dan
tingkat keterjadian resiko tersebut, dengan nilai: L (low) nilai -1, M (medium)
nilai -2, dan H (high) nilai -3.
·
Matrik Penilaian Pengendalian
Gondodiyoto
(2007, p.561) berpendapat matrik penilaian pengendalian adalah metoda analisis
desain (rancangan) dan tingkat efektifitas pengendalian intern. Besarnya
tingkatan efektifitas dan desain (rancangan) dinyatakan dengan L (low) diberi
nilai 1, M (medium) nilai 2, dan H (high) nilai 3.
9. Pengujian Hasil
Keseluruhan
Pada
pengujian hasil keseluruhan terdapat hasil temuan pengendalian manajemen
aplikasi (input) yang terdiri dari hasil temuan aplikasi, resiko aplikasi
ketika user menggunakannya, dan rekomendasi pengembangan aplikasi agar lebih
baik dan dapat mempermudah user.
Kesimpulan :
Jadi
dapat disimpulkan Badan Pemeriksa Keuangan merupakan satu-satunya lembaga
pemeriksa eksternal keuangan negara dan juga merupakan satu lembaga yang bebas
dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Dalam melakukan audit terhadap aplikasi Sistem Manajemen Pemeriksaan menggunakan
beberapa pengendalian sebagai dasar untuk melakukan tanya jawab dan pemeriksaan
di lingkungannya mulai dari pengendalian manajemen operasional dan pengendalian
keamanan serta pengendalian masukan serta keluaran.
Selain
itu pemeriksaan kesesuaian tersebut menghasilkan temuan yang memiliki resiko
dan dampak, untuk itu diusulkan rekomendasi guna meminimalisasi resiko
tersebut. Dimana berdasarkan hasil audit yang dilakukan Biro TI BPK dapat disimpulkan bahwa pengendalian
operasional, keamanan, input, output, dan keseluruhan total resiko sudah memenuhi
dan sesuai.
2. Perangkat lunak dari audit
yaitu :
1.
Bahasa Program : Visual studio 2005
Microsoft Visual Studio by merupakan sebuah perangkat lunak lengkap (suite) yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam bentuk aplikasi console, aplikasi windows, ataupun aplikasi Web. Versi sebelumnya, Visual Studio 2005 ditujukan untuk platform .NET Framework 2.0 dan 3.0 Visual Studio 2003 ditujukan untuk .NET Framework 1.1, dan Visual Studio 2002 ditujukan untuk .NET Framework 1.0.
2.
Database: Ms.SQL Server 2005
Bahasa
ini secara defacto adalah bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis
data relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada mendukung
bahasa ini dalam manajemen datanya. SQL server 2005 merupakan salah satu produk
dari Relational Database Management System (RDBMS).
3.
Utility Software
Utility
software adalah sistem software yang membantu fungsi dari sistem komputer
(hardware, sistem operasi atau software) agar dapat berjalan dengan benar dan
lancar. Selain itu, utility software juga membantu sistem operasi dalam
mengelola, mengatur, memelihara, menganalisa dan mengoptimalkan fungsi sistem
komputer. Satu jenis utility software adalah sebuah utilitas atau tools (alat).
4.
Generalized Audit Software (GAS)
General Audit Software atau yang biasa disingkat dengan istilah GAS ini merupakan teknik auditing with computer, atau yang lebih dikenal dengan Teknik Audit Berbantuan Komputer (Computer Assisted Audit Techniques). Di negara Barat, GAS ini sudah banyak diterapkan oleh perusahaan audit.
5.
Industry-Specific Audit Software
Industry-Specific
Audit Software adalah perangkat lunak audit yang dirancang untuk
menyederhanakan commands yang berlaku dalam industry tertentu.
6.
Expert System
Expert
system adalah program yang mengenkapsulasi pengetahuan yang dimiliki pakar tentang
domain tertentu dan dapat mereproduksi pengetahuan tersebut saat diterapkan
pada persoalan tertentu.
7.
Specialized Audit Software
Specialized
Audit Software adalah perangkat lunak yang ditulis dalam bahasa berorientasi
prosedur atau persoalan untuk memenuhi kebutuhan khusus dari audit.
Sumber/Referensi :
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Formil/article/download/846/777
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Formil/article/view/846
https://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Visual_Studio
https://www.mas-software.com/blog/utility-software-adalah-jenis
https://www.depokpos.com/2017/05/urgensi-dalam-mengadopsi-general-audit-software-gas/
https://slideplayer.info/slide/11959037/
Komentar
Posting Komentar